Let's Chat

Trend Pariwisata Masa Kini

Berpariwisata identik dengan merefresh pikir dan diri dari kepenatan hiruk pikuk perkotaan, baik untuk mencari pengalaman di luar kesibukkan sehari – hari maupun kebutuhan yang lainnya. Namun, dalam perkembangan berpariwisata terdapat perubahan orientasi dan motivasi wisatawan yang akan mengunjungi tempat – tempat wisata. Pariwisata ada dikarenakan adanya wisatawan. Cohen menjelaskan bahwa seseorang atau wisatawan itu mencari suatu makna yang dapat ditemukannya dalam suatu perjalanan, di mana terdapat 2 centre atau motivasi dari wisatawan yaitu spiritual centre dan cultural centre. Maka, dibedakannya dalam kelompok, yaitu modern pilgrimage (ziarah modern) dan search of pleasure (mencari kesenangan). Gray (Pitana & Gayatri, 2005) membedakan wisatawan atas dasar perilakunya pada suatu daerah tujuan wisata, yaitu sunlust tourist di mana wisatawan berkunjung ke suatu daerah dengan tujuan untuk istirahat atau relaksasi dan wanderlust tourist dengan tujuan mencari pengalaman baru.
Motivasi seseorang dalam menentukan perjalanannya dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal dari wisatawan itu sendiri. Secara intrinsik wisatawan termotivasi karena adanya kebutuhan atau keinginan dalam dirinya. Maslow (Pitana & Gayatri, 2005) menjelaskan tentang konsep kebutuhan yang ada pada diri seseorang yaitu kebutuhan fisiologis, keamanan, sosial, prestise, dan kebutuhan aktualisasi diri. Motivasi ekstrinsik terbentuk karena dipengaruhi seperti norma sosial, pengaruh atau tekanan keluarga, dan situasi kerja yang terinternalisasi, hal inilah berkembang menjadi kebutuhan psikologis wisatawan.

Orientasi dan motivasi perjalanan wisatawan dalam berpariwisata terdapat perubahan, dari bentuk wisata maasal atau mass tourism, wisata alternatif atau alternative tourism dalam bentuk wisata pedesaan atau village tourismPertama, bentuk Wisata Massal (Mass Tourism). Orientasi dan motivasi wisatawan pada bentuk ini seperti pantai yang menawarkan keindahan alamnya, dan bentuk wisata ini adalah seperti liburan pada umumnya. Kedua, Wisata Alternatif dalam bentuk Wisata Pedesaan (Village Tourism). Pada bentuk wisata ini, orientasi dan motivasi wisatawan untuk berwisata kembali pada alam, dan dapat berinteraksi dengan masyarakat lokal. Wisata ini menawarkan berbagai daya tarik yang khas, seperti budaya dan keunikan lokal masyarakat, sehingga pada berwisata ini disebut sebagai bentuk wisata pedesaan atau village Tourism.

Wisata alternatif dalam bentuk wisata pedesaan, alangkah baiknya menggunakan konsep pariwisata yang berkelanjutan, karena dalam berpariwisata harus mempertimbangkan pemenuhan kebutuhan generasi sekarang, dan generasi mendatang. Masalah ini sering dijumpai, seperti dampak yang diakibatkan oleh wisata pedesaan dalam bentuk pencemaran lingkungan, tidak ramah budaya masyarakat lokal (mengikis nilai – nilai yang telah membudaya di masyarakat), serta pro rakyat kecil. Pelibatan masyarakat lokal dalam pengelolaan pariwisata desa menjadi objek sekaligus subjek dalam pariwisata desa sangat dibutuhkan, karena masyarakat lokal sendirilah yang dapat menjaga lingkungan, serta pelestarian budaya lokal dapat terjaga. Jadi, masyarakat lokal merupakan penengah dari pelestarian lingkungan dan budaya lokal masyarakat.

 

_______________________

Facebook : Asidewi – Asosiasi Desa Wisata

Website : asidewi.id

Instagram : asidewi.id

Twitter : @AsidewiOfficial

Youtube : asidewi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *