Let's Chat

Asidewi dan Geliat Pariwisata di Jawa Timur

Sudah pernah mendengar Asidewi belum?Bukan nama orang atau nama tempat..tapi nama lembaga. Lembaga non pemerintah yang aktif menginisiasi terbentuk dan berkembanganya desa-desa menjadi destinasi wisata di seluruh wilayah Indonesia. Asidewi (Asosiasi Desa Wisata Indonesia) saat ini telah menjadi bagian penting dalam pembangunan pariwisata di Indonesia. Tidak terkecuali Jawa Timur yang tidak lain adalah akar bagi Asidewi.

Asosiasi Desa Wisata Indonesia yang memiliki tujuan untuk menjadikan kearifan lokal menuju desa wisata hebat dan bermartabat didirikan pada tahun 2011 di kota Batu, kini diketuai oleh Andi Yuwono. Saat ini anggota ASIDEWI tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, yaitu Jawa Timur, Jawa Barat, Yogyakarta, Sumatera Selatan, Bali, Kalimantan Timur.

Pelatihan Kepariwisataan

Salah satu programnya ada pelatihan di bidang kepariwisataan yang terkait persiapan sertifikasi pemandu wisata. Pelatihan semacam ini dilaksanakan di beberapa wilayah, termasuk di Jawa Timur, seperti di Madura, Blitar, dan daerah lainnya. Misalnya di Blitar belum lama ini, pelatihan diikuti 30 orang.

Beberapa materi yang diberikan antara lain teknik kepemanduan, bahasa Inggris untuk pariwisata, keimigrasian, materi dari Himpunan Pramuwisata Indonesia, pertolongan pertama saat terjadi masalah kesehatan, dan kebijakan pengembangan SDM di bidang pramuwisata Jawa Timur. Setelah mendapatkan materi, peserta pelatihan melakukan praktek di beberapa lokasi wisata seperti Makam Bung Karno, Istana Gebang, Monumen PETA, dan Kampoeng Bathok Tanjungsari.

Selanjutnya peserta mengikuti ujian sertifikasi pemandu ekowisata dan agrowisata tingkat nasional, sebagai program dari Kementrian Pariwisata Republik Indonesia yang di selenggarakan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi pariwisata nasional, yang bekerja sama dengan beberapa lembaga di bidang kepariwisataan termasuk Asidewi. Ujian ini terdiri dari ujian tulis, wawancara dengan assesor, dan praktik lapangan/observasi demontrasi untuk menguji kemampuan pemandu wisata.

Menurut salah satu assesor dan ketua Asidewi, Andi Yuwono, sertifikasi profesi pemandu wisata sangat penting karena Indonesia akan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang mengedepankan kompetensi (yang dibuktikan dengan sertifikat) agar bisa bersaing dengan tenaga kerja asing yang masuk ke Indonesia.

Pelatihan tidak hanya digelar terkait sertifikasi. Asidewi bekerjasama dengan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Tunas Pratama Blitar menggelar pelatihan membuat suvenir berupa hijab lukis. Kegiatan ini juga bagian dari program pendidikan kecakapan wirausaha bantuan dari direktorat pembinaan  kursus dan pelatihan Direktur Jenderal, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)  dan Pendidikan  Masyarakat (DIKMAS). Tujuannya untuk melatih ibu-ibu desa agar bisa  memproduksi hijab lukis yang bisa dipasarkan di desa wisata sebagai souvenir dan cinderamata khas desa wisata.

Sinergi dengan Himpunan Mahasiswa Pariwisata Indonesia

Kerjasama dengan beberapa pihak tidak juga dilakukan oleh Asidewi, salah satunya dengan HMPI atau Himpunan Mahasiswa Pariwisata Indonesia. Hal ini dilakukan karena apa yang dilakukan Asidewi sangat sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi (Pengabdian). Hal itu diungkapkan oleh Ketua HMPI wilayah Jawa Timur, Neno Rizkianto, saat Kongres Nasional VII HMPI di Banyuwangi belum lama ini. Dalam kesempatan tersebut juga disepakati kerjasama antara Asidewi dengan HMPI dan Poltek Negeri Banyuwangi dalam hal pengembangan SDM kepariwisataan. Neno juga berharap, sinergi antara ASIDEWI dan HMPI dapat mendorong pertumbuhan dan pengetahuan pelaku pariwisata yang ada di Indonesia, khususnya desa-desa wisata.

Sementara menurut Andi Yuwono dalam seminar yang menjadi dari kegiatan Kongres tersebut, peran desa wisata dalam pembangunan pariwisata di Indonesia sangatlah penting. Mengingat konsep desa wisata, segala sesuatunya ditangani oleh warga dan perangkat desa itu sendiri. Andi menegaskan, dari spirit kearifan lokal menuju desa wisata hebat bangsa bermartabat, dengan desa wisata kita bisa mempertahankan bangsa yang bermartabat.

Dian Ekawati Suryaman

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *