Kementrian Energi dan Sumbaer Daya Mineral (ESDM) RI telah memantapkan rencana untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Pulau Sumba. Hal ini sesuai dengan hasil sebuah riset terbaru yang menyatakan bahwa salah satu pulau di Indonsia dengan panas matahari yang paling baik adalah pulau Sumba.
Meski demikian, pulau Sumba yang memiliki musim panas selama sembilan bulan dalam setahun itu ternyata menyimpan sejumlah sumber mata air yang tidak pernah kering sepanjang tahun. Salah satunya adalah mata air Waikelo Sawah di desa Tema Tana, Kecamatan Wewewa Timur, Kabupaten Sumba Barat Daya.
Air Terjun Waikelo Sawah ini ibarat oase ditengah tandus dan panasnya pulau Sumba, karena dengan debet air yang mencapai 1000 liter/detik ini mampu memenuhi kebutuhan warga di sejumlah desa disekitarnya untuk kebutuhan pertanian, ternak dan air minum. “Ini hanya karena musim hujan sehingga airnya sedikit kotor, tetapi kalau bukan musim hujan maka airnya sangat jernih,” sebut Ketua BumDes Tema Tana, Afrianus Hezron Mawo ketika mendampingi Ketua Umum Asosiasi Desa Wisata (Asidewi) Andi Yuwono dan Ketua Asidewi NTT, Yanto Kore Mega bersama rombongan mengunjungi Waikelo Sawah, Minggu (13/12/2020).
Air Terjun Waikelo Sawah terletak di kaki bukit dan dikelilingi oleh pepohonan yang lebat. Air terjun ini berasal dari kolam dalam gua selebar 4 meter dan ketinggian sekitar 3 meter. Bendungan ini terlihat seperti kumpulan air terjun bertingkat dengan masing-masing kolam di bawahnya. Lantaran keunikannya itu, Air Terjun Waikelo Sawah yang semula dijadikan sebagai sumber air untuk memenuhi kebutuhan manusia, pertanian dan peternakan, kini menjadi tempat wisata yang sejuk dan nyaman bagi wisatawan.
Saban hari, Air Terjun Waikelo Sawah menjadi tempat mencari kesejukan alam dan hijaunya pepohanan dan hamparan sawah yang membentang luas.
Pemerintah Desa Tema Tana melalui Badan Usaha Milik Desa (BumDes) perlahan mulai mengelola asset desa itu menjadi salah satu sumber pendapatan bagi desa. “Kami rencana mau mebangun satu cottage di sebrang sawah itu sebgai tempat penginapan bagi wisatawan yang berkunjung dan menginap di sini,” sebut Kepala Desa Tema Tana, Yohanis Bulu.
Ketua Umum Asidewi, Andi Yuwono menyarankan agar pmerintah desa Tema Tana memaksimalkan potensi yang ada untuk dijadikan sumber pendapatan desa. “Tempat ini punya view yang bagus sehingga harus dipertahankan view ini agar menjadi land scape sehingga tidak perlu kita buat spot selfie yang ale-ale, tidak perlu. Tinggal Aminitasnya ditambah, toilet, dan gubuk-gubuk untuk santai diperbaiki lagi,” katanya.
Andi juga menyarankan agar tidk boleh merubah tanah dan lokasi yang sudah ada. “Biarkan sawah tetap menjadi sawah, kalau disini memang yang ada itu hutan, biarkan tetap menjadi hutan, tetapi aktifitasnya itu yang harus dikemas menjadi satu paket. Sebenarnya tidak memerlukan modal yang banyak karena alam sudah memberikan segalanya,” ujar Andi.
Ia juga berencana untuk mengundang para pencinta perahu karet untuk bisa menikmati arus air yang indah di Waikelo Sawah. “Kalau nanti kita coba olah raga perahu karet dan bisa, maka kita akan kembangkan menjadi lebih bagus,” katanya.
Ketua Asidewi Provinsi NTT, Yanto Kore Mega mengatakan penataan jalan masuk menuju lokasi bisa dilakukan dengan menanam pohon sirih dan pinang disepanjang jalan masuk ke lokasi. “Kehidupan masyarakat Sumba ini tidak terlepas dari sirih dan pinang sehingga jika BumDes bisa mengupayakan penanaman pohon sirih dan pinang sepanjang jalan masuk lokasi ini akan semakin indah dan juga menjadi sumber pendapatan. Selain itu ditata kembali balai-balai untuk tempat santai serta disiapkan kuliner khas Tema Tana, juga jalur traking ke puncak gua alam yang merupakan mata air bisa ditata dengan bagus,” katanya.
Asidewi pusat, Provinsi NTT dan Kabupaten Sumba Barat Daya siap memberikan pendampingan kepada BumDes Tema Tana untuk mengembangkan asset berharga itu menjadi sumber pendapatan baru bagi warga desa.
Laurens Leba Tukan
Berita ini pernah diterbitkan di portal Selatanindonesia.com