Perkembangan dunia wisata semakin hari semakin pesat. Beberapa daerah telah menyadari bahwa pariwisata sangat bisa diandalkan untuk menyumbangkan pendapatan asli daerah. Kesadaran semacam ini tidak hanya terjadi pada pemerintah, tapi juga warga di beberapa pedesaan. Sehingga tak heran bila desa-desa wisata tumbuh bagai jamur di musim penghujan. Mereka juga berlomba-lomba memfasilitasi pengunjung. Bukan saja fasilitas berupa spot foto atau fasilitas kenyamanan lainnya. Kebutuhan wisatawan akan souvenir atau cindera mata juga mereka pikirkan loh.
Seperti yang dilakukan oleh beberapa perwakilan dari desa wisata di wilayah kota Blitar dan pegiat dari kelompok perempuan, seperti Desa Wisata Modangan kabupaten Blitar. Mereka melakukan pelatihan hijab lukis di Perum GKR Kota Blitar, Propinsi Jawa Timur sealama kurang lebih 2 minggu (25 Oktober – 8 November 2017). Kegiatan ini merupakan kerjasama Asosiasi Desa Wisata Indonesia (ASIDEWI) dengan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Tunas Pratama, dan merupakan program pendidikan kecakapan wirausaha bantuan dari direktorat pembinaan kursus dan pelatihan Direktur Jenderal, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Masyarakat (DIKMAS).
Menurut Andi Yuwono – ketua ASIDEWI, pelatihan hijab lukis ini bertujuan untuk melatih ibu-ibu desa agar bisa memproduksi hijab lukis yang bisa dipasarkan di desa wisata sebagai souvenir dan cinderamata khas desa wisata. Dengan mottonya, “Dari spirit kearifan lokal menuju desa wisata hebat bangsa bermartabat” ASIDEWI mencoba menggali dan mengembangkan potensi serta kreativitas masyarakat desa, agar mereka bisa berdikari secara ekonomi.
Souvenir kan memang salah satu bagian penting dari pariwisata. Hampir setiap destinasi wisata punya souvenir khas. Wisatawan umumnya juga selalu mencari souvenir yang khas tempat yang dikunjunginya. Nahh..dengan pelatihan semacam ini warga desa wisata tidak perlu bingung menyediakan souvenir. Lukisan juga bisa menggunakan media lainnya selain hijab..bila memang warga ingin mengembangkannya ke media lain.
Kalo udah ada ide souvenir kan enak juga..para perempuan di desa wisata punya pemasukan tambahan lain lagi. Umumnya di desa-desa wisata berperan besar dalam penyediaan akomodasi dan konsumsi. Nah dengan souvenir jadi nambah lagi kann…Tinggal nanti menyesuaikan deh dengan minat konsumennya terkait motif atau media lukisannya.
Semoga desa-desa wisata di Indonesia semakin maju dengan pelatihan semacam ini ya..Bravo ASIDEWI!