BONDOWOSO – Kemeriahan dan inovasi mewarnai Festival Dewi Cemara yang diselenggarakan di Kabupaten Bondowoso dimulai Tanggal 22-24 Agustus 2025.
Acara yang dihadiri oleh perwakilan 38 kabupaten dan kota di Jawa Timur ini sukses menjadi ajang promosi pariwisata berbasis digital dan kreativitas.
Festival ini menampilkan dua kegiatan utama : Lomba Virtual Tour dan Lomba Stand Terbaik, city tour dan penyaji terbaik dengan tujuan utama memperkenalkan potensi desa wisata di Jawa Timur ke khalayak yang lebih luas.
Inovasi Lomba Virtual Tour

Lomba virtual tour menjadi daya tarik utama festival ini. Para peserta diwajibkan membuat konten virtual tour yang menarik dan informatif, membawa penonton seolah-olah sedang berkeliling di destinasi wisata Jawa Timur.
Penilaian lomba ini tidak main-main, karena salah satu jurinya adalah Ketua Umum ASIDEWI (Asosiasi Desa Wisata Indonesia), Andi Yuwono. Kehadiran ASIDEWI sebagai tamu undangan sekaligus juri memberikan kredibilitas dan bobot yang signifikan pada acara ini. Dan asidewi terlibat di ajang bergengsi ini sudah kali ke 5 gelaran festival Desa Wisata cerdas, mandiri dan sejahtera ini.
Andi Yuwono, dalam sambutannya, mengapresiasi inovasi yang dilakukan oleh desa wisata se Jawa Timur. Ia menekankan bahwa pariwisata digital adalah masa depan dan sarana promosi yang mudah, murah dan efektif.
“Di era digital ini, virtual tour bukan lagi sekadar tren, tapi kebutuhan. Ini adalah cara efektif untuk menjangkau wisatawan dari berbagai penjuru dunia,” katanya.
Ia juga berharap kompetisi ini dapat memacu kreativitas pengelola desa wisata dalam memanfaatkan teknologi untuk promosi.
Kreasi dan Keunikan Stand Desa Wisata Selain virtual tour, lomba stand terbaik juga menjadi sorotan.

Masing-masing desa wisata peserta berlomba-lomba menampilkan keunikan dan ciri khas mereka. Ada yang menyajikan produk unggulan seperti kopi, olahan singkong, dan kerajinan tangan. Beberapa stand juga menawarkan pengalaman unik seperti demo membuat batik atau mencicipi kuliner lokal.
Penilaian untuk lomba stand juga tak kalah ketat. Juri mempertimbangkan aspek kreativitas, kebersihan, dan narasi cerita yang disampaikan oleh masing-masing stand. Stand-stand terbaik berhasil memukau juri dengan konsep yang matang, menunjukkan bahwa desa-desa wisata di Jawa Timur tidak hanya menjual keindahan alam, tapi juga identitas budaya yang kuat.
Festival Dewi Cemara ini diharapkan menjadi agenda rutin tahunan yang tidak hanya meningkatkan kunjungan wisata, tapi juga memotivasi masyarakat desa untuk terus berinovasi dalam mengelola potensi lokal mereka.
Keberhasilan acara ini menunjukkan bahwa sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan asosiasi seperti ASIDEWI (Asosiasi Desa Wisata Indonesia) sangat berperan penting dalam memajukan pariwisata berkelanjutan.


