Asidewi terbentuk dari perkembangan pariwisata global yang menitik beratkan pada masyarakat lokal sebagai subjek pembangunan pariwisata. Masyarakat sebagai salah satu pemangku kepentingan memiliki kedudukan dan peran penting dalam mendukung keberhasilan pembangunan pariwisata. Oleh karena itu, dalam kerangka perencanaan hingga pelaksanaan kegiatan pembangunan kepariwisataan, dan untuk mendukung keberhasilan pembangunan kepariwisataan, maka setiap upaya atau program pembangunan yang dilaksanakan saat ini memperhatikan posisi, potensi, dan peran masyarakat sebagai subjek atau pelaku pembangunan. Dalam kaitan inilah, program pemberdayaan masyarakat melalui kepariwisataan merupakan langkah penting yang perlu dilaksanakan secara terarah dan berkesinambungan untuk menyiapkan masyarakat agar semakin memiliki kapasitas dan kemandirian, serta berperan aktif dalam mendukung keberhasilan pembangunan kepariwisataan di tingkat lokal, regional dan nasional.
Salah satu model pembangunan pariwisata yang mengkolaborasikan fungsi pemberdayaan masyarakat sebagai pelaku adalah pengembangan desa wisata. Pengembangan desa wisata mendorong berbagai upaya untuk melestarikan dan memberdayakan potensi keunikan berupa budaya lokal dan nilai-nilai kearifan lokal (local wisdom) yang ada di masyarakat yang cenderung mengalami ancaman kepunahan akibat arus globalisasi yang sangat gencar dan telah memasuki wilayah pedesaan. Pengembangan desa wisata berjalan begitu pesat dan menyebar di hampir seluruh wilayah provinsi di Indonesia.
Pada tanggal 13 April 2011 memunculkan kesadaran kolektif para pelaku desa wisata yang dikirim untuk membentuk wadah berjejaring sebagai bentuk sarana memperkuat komunikasi dan pertukaran informasi terkait pengelolaan desa wisata. Kesadaran kolektif tersebut diimplementasikan dalam bentuk kegiatan yang difasilitasi oleh Disbudpar Jatim bernama
Rembug Desa Wisata Jawa Timur yang pertama di Hotel Purnama Kota Batu. Dari kesadaran kolektif tersebut disepakati wadah berjejaring yang bernama Asosiasi Desa Wisata Indonesia (Asidewi) dengan visi yang disepakati yaitu dari spirit kearifan lokal menuju desa wisata hebat bangsa bermartabat. Visi ini memiliki makna bahwa semangat utama masyarakat dalam mengembangkan desa wisata adalah kearifan lokal. Kearifan lokal menjadi kunci masyarakat yang bermartabat sehingga pengembangan desa wisata tetap memegang nilai-nilai luhur khas masyarakat desa. Dengan memegang nilai-nila luhur yang tertanam dalam keseharian masyarakat lokal, maka desa wisata dapat berkembang secara mandiri, professional dengan tetap mengusung semangat kebersamaan khas masyarakat desa.