Asidewi Indonesia terbentuk dari perkembangan pariwisata global yang menitikberatkan masyarakat lokal sebagai subjek pembangunan pariwisata.
Sesuai dengan itu, Masyarakat sebagai salah satu pemangku kepentingan memiliki kedudukan dan peran penting dalam mendukung keberhasilan pembangunan pariwisata. Oleh sebab itu, dalam kerangka perencanaan hingga pelaksanaan kegiatan pembangunan kepariwisataan, dan untuk mendukung keberhasilan pembangunan kepariwisataan, maka setiap upaya atau program pembangunan yang dilaksanakan saat ini memperhatikan posisi, potensi, dan peran masyarakat sebagai subjek atau pelaku pembangunan.
Dengan pemikiran ini, program pemberdayaan masyarakat melalui kepariwisataan merupakan langkah penting yang perlu dilaksanakan secara terarah dan berkesinambungan untuk menyiapkan masyarakat agar semakin memiliki kapasitas dan kemandirian, serta berperan aktif dalam mendukung keberhasilan pembangunan kepariwisataan di tingkat lokal, regional dan nasional. Salah satu model pembangunan pariwisata yang mengkolaborasikan fungsi pemberdayaan masyarakat sebagai pelaku adalah pengembangan desa wisata. Pengembangan desa wisata mendorong berbagai upaya untuk melestarikan dan memberdayakan potensi keunikan berupa budaya lokal dan nilai-nilai kearifan lokal (local wisdom) yang ada di masyarakat yang cenderung mengalami ancaman kepunahan akibat arus globalisasi yang sangat gencar dan telah memasuki wilayah pedesaan.
Pengembangan desa wisata berjalan begitu pesat dan menyebar dihampir seluruh wilayah provinsi di Indonesia, terlebih dengan adanya dorongan program PNPM Mandiri Pariwisata pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Seiring berkembangnya desa wisata, masing-masing provinsi di seluruh Indonesia berlomba untuk mempersiapkan produk desa wisata yang berdaya saing. Termasuk Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jawa Timur pada tahun 2011 mengirimkan delegasi beberapa desa wisata yang mulai berkembang untuk melakukan studi banding ke Yogyakarta guna memperdalam tentang tata cara pengelolaan desa wisata secara lebih profesional.
Melalui kegiatan tersebut, pada tanggal 13 April 2011 memunculkan kesadaran kolektif para pelaku desa wisata yang dikirim untuk membentuk wadah berjejaring sebagai bentuk sarana memperkuat komunikasi dan pertukaran informasi terkait pengelolaan desa wisata. Kesadaran kolektif tersebut diimplementasikan dalam bentuk kegiatan yang difasilitasi oleh Disbudpar Jatim bernama Rembug Desa Wisata Jawa Timur yang pertama di Hotel Purnama Kota Batu. Dari kesadaran kolektif tersebut disepakati wadah berjejaring yang bernama Asosiasi Desa Wisata (Asidewi) Jawa Timur.
Para pelaku desa wisata juga bersepakat dan berkomitmen untuk membentuk kepengurusan yang dikukuhkan di Paseban Tani kawasan wanawisata Coban Talun. Dibentuknya kepengurusan ini dimaksud agar terdapat kordinasi dan roda organisasi dapat berjalan sehingga terpilih ketua pertama yaitu Bapak Drs. Suyatno (Kepala Desa Sumberasri Kabupaten Banyuwangi). Pada awal pembentukannya, Asidewi Jawa Timur masih sebatas sebagai media pertukaran informasi para pelaku desa wisata khususnya di Jawa Timur. Kegiatan yang dilakukan masih cenderung bersifat kewilayahan di desa wisata masing-masing. Komunikasi yang dijalin terbantu dengan adanya program PNPM Mandiri Pariwisata yang melakukan kegiatan pelatihan di tingkat provinsi.
Fase awal berdirinya Asidewi menekankan pada kesadaran bersama bahwa berjejaring merupakan hal yang penting sehingga para pelaku desa wisata dapat menyamakan arah dan tujuan untuk mewujudkan desa wisatanya yang professional dan berdaya saing. Melihat perkembangan desa wisata yang semakin banyak berdiri di masing-masing daerah dan minat wisatawan berkunjung ke desa wisata semakin besar, maka perlu dirumuskan visi, misi, tujuan dan arah Asidewi agar dapat menampung seluruh aspirasi para pelaku desa wisata agar dapat terberdayakan secara lebih optimal melalui pengembangan desa wisata berbasis masyarakat.
Untuk tujuan itu, Disbudpar Jatim menyelenggarakan Rembug Desa Wisata Jawa Timur rutinan setiap tahun sekali untuk menampung aspirasi setiap pelaku desa wisata sekaligus untuk peningkatan kapasitas SDM pelaku desa wisata. Pada tanggal 23 Mei 2014 melalui Rembug Desa Wisata Jatim yang ketiga yang diselenggarakan di Hotel Ollino Garden Kota Malang, para pelaku desa wisata melakukan pemilihan pengurus baru sebagai bentuk regenerasi di Asidewi. Melalui pemilihan tersebut disepakati bersama ketua yang baru adalah Bapak Andi Yuwono, S.Sos, M.Si (pelaku Desa Wisata Tulungrejo Kabupaten Blitar) dengan visi yang disepakati yaitu “dari spirit kearifan lokal menuju desa wisata hebat bangsa bermartabat”.
Visi ini memiliki makna bahwa semangat utama masyarakat dalam mengembangkan desa wisata adalah kearifan lokal. Kearifan lokal menjadi kunci masyarakat yang bermartabat sehingga pengembangan desa wisata tetap memegang nilai-nilai luhur khas masyarakat desa. Dengan memegang nilai-nila luhur yang tertanam dalam keseharian masyarakat lokal, maka desa wisata dapat berkembang secara mandiri, professional dengan tetap mengusung semangat kebersamaan khas masyarakat desa.
Untuk mewujudkan visi tersebut dibentuklah misi Asidewi yaitu meningkatkan peran pelaku desa wisata melalui pemberdayaan masyarakat, meningkatkan citra pariwisata Indonesia khususnya desa wisata, meningkatkan pengetahuan dan skill pelaku desa wisata secara professional dan wadah berjejaring bertukar informasi antar pelaku desa wisata di seluruh Indonesia. Dengan visi misi yang telah dirumuskan dan dijalankan maka pariwisata dari, oleh dan untuk rakyat dapat terwujud. Seiring dinamisasi perkembangan pariwisata yang semakin kompleks dan kebutuhan berjejaring para pelaku desa wisata yang semakin luas tidak hanya di lingkup Jawa Timur, maka Asidewi mengembangkan wadah organisasinya secara nasional bernama Asidewi Indonesia.
ASIDEWI memiliki pengesahan pendirian badan hukum perkumpulan desa wisata Indonesia dengan nomor AHU-0002878.AH.01.07.TAHUN 2015 yang dikeluarkan oleh Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia pada tanggal 18 Agustus 2015. Sekretariat Asidewi berlokasi di Perum YKP Medokan Ayu, Blok MA 1E/3, Rungkut Kota Surabaya. Pada akhirnya Asidewi tidak hanya sebatas wadah berjejaring tetapi menjadi spirit cita-cita dan harapan seluruh pelaku desa wisata di Indonesia untuk mewujudkan pengembangan desa wisata yang hebat dengan menjunjung nilai kearifan lokal sehingga menjadi penggerak bangsa yang bermartabat.
Salam Lestari!
Our Services
- Pendampingan
- Kemitraan
- Peningkatan Kompetensi
- Branding Destinasi
Bagaimana caranya agar bisa bergabung dengan ASIDEWI, apakah hanya untuk lembaga atau bisa perorangan?