Dalam pertemuannya dengan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Herliani Tanoesoedibjo di Gedung Sapta Pesona Kemenparekraf, Jakarta pada Jumat (9/4), Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Budi Arie Setiadi menegaskan bahwa Dana Desa bisa digunakan untuk pengembangan desa wisata. Menurutnya, dalam pengembangan desa wisata perlu ada sinergitas antar kementerian dan lembaga serta pemangku kepentingan yang ada di desa. Apalagi, terkait dengan anggaran.
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bersama beberapa Kementerian dan Lembaga terkait dibawah kordinasi Kantor Staf Kepresidenan akan secara khusus mengeroyok bersama-sama untuk mengembangkan desa wisata. Desa Desa sesuai dengan Permendes PDTT Nomor 13 Tahun 2020 Tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2021 pasal 6 Ayat 2 b, bisa manfaatkan untuk pengembangan desa wisata. Apalagi, dalam pengelolaannya dikelola oleh BUMDes sehingga bisa meningkatkan perekonomian dan mensejahterakan masyarakat desa. Lebih lanjut, Wamen Budi Arie mengatakan bahwa Kemenparekraf bersama Kemendes PDTT akan mengembangkan 244 desa wisata unggulan yang tersebar di seluruh Indonesia.
Pengembangan 244 desa wisata unggulan yang menjadi target Kemenparekraf ini akan kita dukung dengan program-program yang ada di Kemendes. Dan kita akan dorong desa-desa untuk mensukseskannya. Wamen Budi Arie menambahkan, bahwa berdasarkan pantauan dirinya, terdapat tiga syarat majunya desa. Pertama masih banyak anak mudanya di desa. Kedua SDM harus kreatif dan inovatif dan Ketiga adanya partisipasi masyarakat. Dalam pembangunan dan pengembangan pariwisata di desa perlu ada keterlibatan masyarakat dan masyarakat diberdayakan dalam proses pembangunan pariwisata. Jangan hanya jadi penonton. Saya yakin, pariwisata akan menjadi tulang punggung Indonesia di masa kini dan masa depan, imbuhnya.
