Tim Ekspedisi Sabuk Nusantara 2019, Desa Wisata Benteng NKRI dari Asidewi pada 12 Juni 2019 memasuki Kabupaten Tana Toraja Sulawesi Selatan. Beberapa kegiatan akan dilaksanakan di kabupaten ini, Asidewi kerjasama dengan berbagai pihak, diantaranya; Pemkab dan Dinas Pariwisata Kabupaten Tana Toraja serta Tim Percepatan Pengembangan Homestay Desa Wisata Kemenpar RI
Bertempat di Aula Hotel Sahid Toraja Mengkendek, pembukaan Pelatihan Menajemen Homestay, Menajemen Pengelolaan Desa Wisata dan Pelayanan Prima Desa Wisata oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Tana Toraja bekerja sama dengan Asosiasi Desa Wisata Indonesia (Asidewi) dan Tim Percepatan Pengembangan Homestay Desa Wisata Kemenpar RI. Acara ini di buka oleh Sekda Kabupaten Tana Toraja dan di lanjutkan dengan materi pertama oleh Tim Percepatan Pengembangan Homestay Desa Wisata Kemenpar RI, Asidewi di beri kepercayaan untuk memberikan materi tentang Menajemen Pengelolaan Desa Wisata dan Pelayanan Prima Desa Wisata. Pada hari kedua akan di lanjutkan materi lapangan langsung ke Homestay Desa Wisata, dan dilanjutkan evaluasi kegiatan pada hari ketiga untuk mengukur sejauh mana peserta mampu menyerap materi-materi yang diberikan selama pelatihan. Peserta di ambil dari seluruh pengelola Desa Wisata dan Pemilik Homestay dari seluruh desa wisata di Tana Toraja dengan jumlah kurang lebih 80 orang peserta.
Sebagai rangkaian dari kegiatan ekspedisi ini, setelah di lakukan sosialisasi dan Pelatihan Menajemen Home Stay Desa Wisata Indonesia, tim melakukan survey lapangan dan pemetaan potensi di Rumah Adat Tongkonan yang sedang berproses menjadi Home Stay di Desa Wisata.
Desa/Lembang yang menjadi sasaran adalah Lembang Saluallo Lampio Kec. Sangalla Utara Kab. Tana Toraja, disini potensi lembang nya sangat banyak sekali, selain rumah-rumah adat Toraja, juga mempunyai bentang alam yang sangat indah serta potensi perkebunan kopi, kakau dan vanili yang melimpah. Disini dilakukan pemetaan dan penggalian informasi terkait nilai historis dan filosofis Rumah Adat Tongkonan dan arsitektur aslinya. Tim Percepatan Pengembangan Homestay Desa Wisata Kemenpar RI yang di ketuai oleh ibu Anneke Prasyanti dan 2 orang anggotanya sangat semangat untk memulai pekerjaan yang tidak mudah ini.
“Kami akan berusaha menggali pengetahuan tentang Rumah Adat Toraja, agar nanti jika akan ada program terkait Revitalisasi Homestay tidak melenceng dari arsitektur asli dan filosofisnya ” imbuhnya. Sementara itu, Andi Yuwono yang juga sebagai ketua umum Asosiasi Desa Wisata Indonesia ( Asidewi ) bertemu dengan Pokdarwis sebagai pelaku desa wisata untuk mendiskusikan langkah kedepan setelah di adakan pelatihan. Asidewi akan melakukan monitoring dan pendampingan terkait pengelolaan desa wisata di Tana Toraja. Pada pertemuan ini juga di dampingi oleh Bapak Zulius sebagai Ketua Umum HPI Tana Toraja serta dari Dinas Pariwisata setempat.
“Kami akan selalu berkordinasi dengan unsur pentahelix pariwisata di sini agar proses pengembangan desa wisata akan berjalan dengan maksimal dan berkembang dengan baik” imbuh pria yang menyukai kopi Arabica khas Toraja ini.
Ekspedisi di Tana Toraja ini adalah tahap pertama, akan segera di agendakan lagi pelatihan lanjutan yang akan di adakan pada bulan Juli 2019. Dengan diadakan kegiatan ini, diharapkan akan terwujud desa wisata hebat dan bangsa bermartabat. Ketua ASIDEWI Andi Yuwono juga menjelaskan rute yang akan ditempuh oleh tim ekspedisi ini setelah Banyuwangi dan Probolinggo yaitu Tana Toraja Sulawesi Selatan, Kepulauan Alor NTT, Kepulauan Seribu DKI Jakarta, Kepulauan Karimun Jawa –Jawa Tengah, dan Kepulauan Aru Maluku. Dalam ekspedisi ini ASIDEWI juga akan bergabung dengan beberapa jaringan desa wisata yang dilintasi.