ASIDEWI melakukan sambang desa di Sulawesi Selatan guna memetakan potensi wisata yang belum, akan, dan sedang dikembangkan. Saat pertama kali team ASIDEWI sampai di Jeneponto, langsung dilakukannya survey lapang di hari pertama bersama dengan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.
Survey lapang ini berujuan untuk melihat potensi yang terdapat pada lokasi, dan pengelolaan wisata yang dilakukan oleh pelaku-pelaku lokal, serta stakeholder dalam mengembangkan potensi lokasi wisata. Perjalanan ASIDEWI tak cukup hanya sebatas melakukan survey dalam sekali waktu. Di hari yang sama, ASIDEWI bersama Dinas Pariwisata Kabupaten Jeneponto, Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Sulawesi Selatan, dan Yayasan Joka melakukan survey lapang di beberapa obyek dan potensi wisata yang sedang di kembangkan oleh masyarakat. Diantaranya adalah Hutan Mangrove dan sumber mata air tawar yang tidak pernah mati walaupun pada musim kemarau panjang.


Team ASIDEWI memetakan bersama dengan pihak terkait seperti pelaku wisata, Dinas Pariwisata, Himpunan Pramuwisata (HPI) dan Yayasan Yoka, yang nantinya akan dijadikan sebagai bahan kajian, serta bahasan dalam “Pelatihan Tata Kelola Destinasi Wisata Kabupaten Jeneponto”.
Dilanjut pada hari kedua ASIDEWI di Jeneponto, team ASIDEWI melakukan survey lapang kembali bersama dengan unsur penthahelix di Kabupaten Jeneponto di Desa Balambaru, Kecamatan Tarowang, Sulawesi Selatan.
Potensi di sini adalah potensi alam bahari yang menyajikan wisata bahari Hutan Mangrove yang luasnya lebih dari 30 hektar, dan masih terjaga dengan baik. Pemanfaatan alam yang dilakukan oleh masyarakat lokal dilakukan dengan cara bertani rumput laut dan memanfaatkan ekosistem pesisir lainya yang ramah dengan lingkungan. Semua warga Balambaru memiliki antusias yang tinggi untuk menjadikan desa ekowisata yang berkelanjutan.
Di hari berikutnya, yaitu hari ketiga, team ASIDEWI diajak untuk memasukki desa “The Lost World PACUMIKKANG”.
Ketika team Asidewi diajak untuk memasuki desa ini, team serasa dibawa ke sebuah peradaban masa silam, seperti di sebuah cerita fiksi dunia yang hilang. Menuju desa tertinggi di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, team di suguhi pemandangan gersang yang banyak di dominasi batuan andesit yang sudah berusia tua. Dari sini team ASIDEWI memetakan potensi yang ada di ketinggian 1700 mdpl bersama masyarakat dan pemuda desa yang memiliki semangat luar biasa. Mungkin, team ASIDEWI bisa menyebutnya “Machu Pichu-nya” Sulawesi. Peninggalan pertanian yang canggih dengan nuansa purba serta ketangguhan warganya dalam mengolah tanah.
Setelah team ASIDEWI melakukan pemetaan potensi dengan melakukan survey langsung di wilayah potensi wisata, terdapat kesimpulan yang dapat diambil dalam kegiatan ini, yaitu ruh dari pengembangan desa wisata adalah pelibatan dan keterlibatan masyarakat lokal secara aktif, mulai dari perencanaan awal dan membangun kesepahaman bersama.
Hari ini, ASIDEWI terlibat dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) desa Jenetallasa, Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, untuk merencanakan program desa wisata dan penganggaranya. Pada musyawarah ini dihadiri oleh seluruh stakeholder, diantaranya adalah DPRD, OPD teknis Pemda Jeneponto, BPD dan semua tokoh pemuda, serta masyarakat lokal. Dengan demikian, perencanaan yang matang dan di dorong oleh kebijakan yang berpihak serta penganggaran yang tepat dan terukur akan memudahkan pengembangan desa wisata yang berkelanjutan. ASIDEWI berupaya mendorong semua pihak untuk berkontribusi dan berpartisipasi aktif untuk mewujudkan mimpi bersama sebagai “Desa wisata hebat, bangsa akan lebih bermartabat dan kesejahteraan akan meningkat”
Dilanjut pada hari keempat di Jeneponto, Sulawesi Selatan, ASIDEWI melakukan Pelatihan Tata Kelola Desinasi Pariwisata Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari hari-hari sebelumnya selama di Sulawesi Selatan, dimana ASIDEWI melakukan survey sekaligus pemetaan di lapangan dalam melihat potensi wisata bersama dengan pihak-pihak terkait yaitu Academisi, Business, Community, Government, and Media (ABCGM). Dalam temu dan kenali potensi di beberapa desa, team ASIDEWI menemukan berbagai macam potensi yang seharusnya dikembangkan. Pada pelatihan kali ini, semua unsur panthahelix dihadirkan dan diajak untuk membahas dan memberikan pengkayaan argumen serta gagasan. Sehingga harapannya pada pelatihan ini bisa sejalan dengan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPD) Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan yang sudah terdokumentasikan. Besar harapan dari kegiatan ini dapat mendorong segera diterbitkannya peraturan daerah terkait pariwisata. Tindak lanjut yang dilakukan tidak hanya sekedar pelatihan teknis, tetapi dalam pelatihan ini juga membedah kerangka berpikir lebih makro dari seluruh pelaku wisata di Sulawesi Selatan, khususnya di Jeneponto.
Facebook : Asidewi – Asosiasi Desa Wisata Indonesia
Website : Asidewi.id
Instagram : @asidewi.id
Twitter : @AsidewiOfficial
Youtube : asidewi